Pemikiran Friedrich Nietzsche



Pemikiran Friedrich Nietzsche
Pengantar Filsafat dan Pemikiran Modern, Kelas A
Muhammad Naufal, 1506752370, Program Studi Arab
Anjania Ramadhani, 1506719070, Program Studi Arab

   Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu berdasarkan eksistensinya atau bagaimana manusia berada di dalam dunia.  Di dalam aliran Eksistensialisme, segala sesuatu dipusatkan kepada manusia dan manusia dipandang sebagai sesuatu yang bereksistensi atau aktif disekelilingnya. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa pusat kajian aliran Eksistensialisme adalah manusia. Filsuf pertama yang mengenalkan aliran Eksistensialisme adalah Soren Kierkegaard, dan ada beberapa filsuf yang pemikirannya sangat berpengaruh, yaitu Jean-Paul Sartre, Friedrich Nietzsche, dan Fyodor Dostoyevsky.
    Friedrich Nietzsche adalah seorang filsuf Jerman yang karyanya berpengaruh pada filsafat barat. Tiga buku karya Friedrich Nietzsche yang sangat terkenal adalah The Joyful Wisdom, Beyond Good and Evil, dan Thus Spoke Zarathustra. Di dalam bukunya The Joyful Wisdom, dan Thus Spoke Zarathustra, Nietzsche beberapa kali menyebutkan bahwa Tuhan telah mati. Karena perkataan inilah, ia menjadi filsuf terkenal.
   Dalam bukunya Thus Spoke Zarathustra, Nietzsche membahas tiga hal, yaitu manusia, tuhan, dan juga moral. Dalam bukunya, seorang nabi agama Zoroaster bernama Zarathustra pergi bertapa selama 10 tahun di gunung, lalu ia kembali ke kota setelah mendapatkan wahyu. Ketika sampai di kota, Zarathustra berteriak Tuhan telah mati, dan di depan banyak orang, ia mengenalkan idenya yang disebut Ubermensch atau Superman. Maksud dari Ubernmensch yaitu bahwa manusia adalah sesuatu yang melampaui. Melalui karakter Zarathustra ini, Nietzsche berpendapat bahwa konsep kemanusiaan, ketuhanan, dan moralitas sudah terlalu erat. Perkataan Nietzsche bahwa Tuhan telah mati lebih dari sekedar itu saja, melainkan juga kematian dari seluruh moral yang sudah ada. Tujuan Nietzsche mengatakan hal ini ia sebut “evaluasi ulang seluruh moral”. Ia mempertanyakan cara berfikir manusia tentang etika, dan tujuan hidup. Ia berpendapat bahwa apa yang kita anggap baik atau benar dalam kehidupan, membatasi kita untuk melakukan sesuatu bermakna, dan menjauhkan kita dari tujuan hidup sebenarnya.
    Sedangkan dalam bukunya The Joyful Wisdom, alasan Nietzsche berpendapat bahwa Tuhan telah mati, yaitu kematian Tuhan memunculkan banyak kesempatan baru untuk umat manusia, yang memiliki dampak positif dan negatif.  Hal positif dari perkataan Nietzsche ini adalah manusia memiliki kesempatan untuk membuat kehidupan mereka lebih berarti dan bermanfaat, dengan cara mengubah gaya hidup mereka sesuai dengan keinginannya. Hal negatif dari perkataan Nietzsche ini adalah hilangnya aturan hidup atau moral yang ada sebelum Tuhan mati, dan aturan bagaimana cara manusia hidup.
     Menurut kami, alasan Friedrich Nietzsche berpendapat bahwa Tuhan telah mati karena ia merasa bahwa manusia sudah jauh meninggalkan tujuan mereka ada di bumi, yaitu untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan, dan juga membuang waktu mereka secara sia-sia. Tapi, kami juga bertentangan dengan pendapat Nietzsche, karena jika tidak ada Tuhan dan juga ajarannya, manusia tidak bisa hidup sesuai dengan cara yang diinginkan Tuhan, serta tidak adanya aturan dan batasan moral tentang bagaimana cara manusia untuk hidup.

Daftar Pustaka
Buckingham, Will. 2011. The Philosophy Book: Big Ideas Explained. New York: DK Publishing.
Warburton, Nigel. 2011. A Little History of Philosophy. New Haven and London: Yale University Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsuf Yunani Kuno : Thales, Anaximander, Anaximenes

Pemikiran Thales

Filsafat Modern : Pemikiran Idealisme